Shavalin dan Kelas Daring di Jalanan

Bagikan Kabar Kebaikan

Shavalin, begitu namanya akrab dipanggil. Remaja berusia 15 tahun ini sedang menempuh pendidikan jenjang Menengah Pertama di Kota Surabaya.
13 tahun yang lalu, saat usia menginjak 2 tahun, Shavalin ditinggalkan sosok Ayah untuk selamanya. Shavalin tinggal bersama dengan Kekek, Ibu dan juga adiknya, keluarga mereka juga termasuk salah satu masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.

Ibu Sutri (Ibu dari Shavallin) menafkahi kedua anaknya dengan bekerja sebagai ojek online. 2019 sampai dengan sekarang, 1,5 tahun berlangsungnya pandemi covid berdampak pada pendapatan harian bu sutri sebagai ojok online, yang awalnya banyak orderan jadi berkurang orderan.

Selain itu, dalam keluarga ini hanya memiliki satu alat komunikasi (smartphone), dimana smartphone ini biasa digunakan bu Sutri untuk bekerja.
Tentunya ini juga menjadi beban untuk Shavelin, dimana saat ini Sekolah-sekolah menerapkan belajar dari rumah (daring) yang harus menggunakan smartphone. Maka dari itu, ketika bu Sutri sedang ada orderan dan saat itu juga bersamaan dengan jadwal kelas daring di rumah dengan tenang dan fokus pada materi, mau tidak mau Shavelin harus ikut Ibunya bekerja sekaligus mengikuti kelas daring di jalanan yang ramai dan juga otomatis akan memecahkan fokus belajar.

Memang banyak bantuan yang berdatangan, tetapi itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, belum lagi untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya. “Saya bisanya di jalan belum bisa usaha yg lain

Kalau terima sumbangan dari siapapun langsung diserahkan sekolah gak pernah mampir rumah”, begitu cerita Ibu Sutri saat #pasukanbaik Baitul Maal Ar Rahmah silaturahmi sekaligus mengantarkan amanah dari #sahabatkebaikan Baitul Maal ar Rahmah.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top